Pengumuman KCCI

KOREAN CULTURAL CENTER

  • Pengumuman KCCI
  • Pemberitahuan

[K-Literature Movie] The Shower 소나기(1978)

Jul 22, 2020 | 3235 Hit


Bulan Juli adalah musim hujan (angin muson) di Korea.

 

KCCI menghadirkan novel sastra Korea yang indah tentang hujan.

 

 

The Shower(1975)-Sonagi(소나기, Hujan Tiba – Tiba)

 

“Sonagi”(소나기) atau “hujan tiba - tiba” merupakan cerita pendek Korea yang dituliskan oleh Hwang Sun-won pada tahun 1959. “Hujan tiba - tiba” merupakan terjemahan dari judul bahasa korea “Sonagi”. Sonagi adalah hujan deras yang datang secara tiba - tiba, biasanya terjadi saat siang hari yang panas. Dalam cerita yang ditulis oleh Hwang, hujan tiba - tiba melambang kan kisah cinta pendek antara seorang anak lelaki dan perempuan yang menyayat hati. Cerita ini dimulai dengan anak lelaki yang bertemu dengan anak perempuan yang sedang bermain di tepi sungai dalam perjalanan pulangnya.

 

Walaupun banyak cerita karangan Hwang yang dikenal, “Sonagi” dikutip sebagai karya klasik korea abadi yang dibuat oleh orang korea. Orang korea dari segala umur mengenal cerita ini. Cerita ini dikenal dengan penggambaran kesedihan dari pedesaan Korea dan cinta remaja yang polos. Keindahan pemandangan dari cerita ini membuat banyak orang bernostalgia.

 

 

Hwang Sun-Won

 

Hwang Sun-Won(1915 - 2000) adalah salah satu penulis Korea yang hebat pada abad ke 20. Hwang memulai menulis pada tahun 1931, menerbitkan puisi pertamanya, “Mimpi Ku” pada umurnya yang ke 16, dan pada Juni 1936, Ia menerbitkan 2 jilid puisi. Namun dengan publikasi dari koleksi cerita pendeknya pada tahun 1937, Dia memulai lagi menjadi penulis buku fiksi. Sejak saat itu, Ia mendalami dirinya dalam menulis karya fiksi selama lebih dari 50 tahun., Hwang berhasil menghindar dari gaya masa ke masa dan tetap konsisten mengikuti perjalanan sastra, membuat dunia fiksi miliknya sendiri. Selama masa ini, Ia mengeluarkan 104 buah cerita pendek, 7 novel dan sebuah novella.

 

Dalam awal karirnya menjadi penulis, Hwang biasanya menggambarkan kebiasaan rakyat dalam setiap karyanya. Ia mengkhususkan dirinya dalam interioritas manusia, dan menunjukan perasaan kasih sayang yang luar biasa pada penduduk asli korea dan roh orang - orang zaman dahulu. Kota pertanian tradisional maupun gunung di pedesaan berfungsi sebagai latar dari cerita yang dijelaskan, diantaranya adalah “Ritual Ayam” (1938), “Bintang-Bintang” (1940), “Anak-anak Gunung di Pedesaan” (1940), dan “Serenade” (1943), dalam karya ini Hwang menggambarkan kehidupan masyarakat yang miskin namun sederhana, dan keindahan dari kekuasaan mereka, usaha mereka untuk bertahan hidup.

 

Setelah 1950, Hwang berusaha untuk menggambarkan kasih sayang ibu yang ideal dari berbagai karakter perempuan yang ia buat. Dalam beberapa cerita seperti “Bangau” (1953) dan “Hujan Tiba - Tiba” (1953), karyanya dalam cerita pendek mencapai pada tingkat kedewasaan yang penuh. Sementara itu, dalam beberapa novelnya yang luar biasa seperti, “Tinggal Bersama Bintang” (1950), “Keturunan dari Kain” (1954), “ Pohon pada Lereng” (1960), “Sinar Matahari, Sinar Rembulan” (1962), dan “Benteng yang Bergerak” (1973), Ia menjelajahi lebih dalam persoalan tentang keabadian dan permasalahan tentang eksistensi kesendirian dan pengasingan.

 

 

 

감독(Director): 고영남(Go Yeong-nam) 출연(Cast): 이영수( Lee Young-soo), 조윤숙(Jo Yun-suk), 김지환(Kim Ji-hwan), 박원호(Park Won-ho), 주영훈(Ju Young-hoon)

 

(줄거리) 석이는 개울가에서 서울서 전학온 윤초시의 증손녀 연이를 만난다. 연이는 석이와 친해지려고 하나 석이는 피하기만 하는데 석이도 연이가 며칠동안 보이지 않자 허전함을 느낀다. 그러다가 석이와 연이는 단풍구경을 갔다가 소나기를 만난다. 둘은 원두막에서 소나기를 피한 다음 무사히 돌아오나 몸이 약한 연이는 열병을 앓게 된다. 몸이 나은 연이는 개울가에 나와 석이를 만나자 읍내로 이사한다는 사실을 알린다. 그날 석이는 덕쇠영감이네 호두를 따서 연이에게 주려고 개울가로 달려가나 연이의 모습은 보이지 않는다. 서당골에 다녀오신 아버지가 연이의 죽음을 알려주자 소리없이 울음을 삼킨다.

 

(Synopsis)

Suk-ie meets Yeon-ie near the brook. She is landowner Yun's grand daughter from Seoul. After a while Yeon-ie tries to make friends with him and Suk-ie avoids her, Suk-ie finds himself lonely when she is not seen for a few days. One day they run into a shower while they were out on the field. They go under the shed and come back home safely but Yeon-ie's poor health brings fever to her. As she recovers, she comes to the brook and tells Suk-ie that she is moving to the town. Later on that same day, he runs back to the brook to give her walnuts but she is not there. His father informs him of her death on his way home and Suk-ie swallows his tears in silence.



Supported by : 

Logo KOFA
File Terlampir